Thank You Gordon Ramsey!

Oleh: Erwan Widyarto

Promosi yang luar biasa bagi pariwisata Indonesia. Kesan itu yang tertangkap kuat usai menyaksikan tayangan NatGeo (National Geographic) edisi _Goldon Ramsey: Uncharted : West Sumatera_. Senin (29/6) pukul 21.00 WIB.

Kendati acara kuliner, daya pikat wisatanya sangat terasa. Sebelum sampai pada ‘acara inti’ yang dibuat semacam Chef Battle, penonton diajak menikmati keindahan alam, budaya dan atraksi wisata Minangkabau, Sumatera Barat. Mulai keindahan _landscape_ pegunungan, budaya Bajamba hingga Pacu Jawi.

Tayangan itu sangat kuat daya pikatnya. Penuh dengan newsworthy. Mulai dari acara kulinernya yang berkelas” dan sedang digandrungi pemirsa TV. Host seorang Chef International yang juga lagi ngehits: Goldon Ramsey. Tayang di kanal TV bergengsi: National Geographic.

Ditambah lagi, didampingi oleh Chef legendaris berusia 73 tahun: William Wongso. Pria yang juga dikenal sebagai Indonesian Food Ambassador atau duta kuliner Indonesia di luar negeri. Pendiri Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) ini telah berkelana dan menjadi koki andal yang diakui dunia.

Dan nilai tayangan tambah kuat karena memasak masakan yang selama empat tahun, 2014-2018, sebagai makanan paling lezat sedunia versi CNN: rendang.

Gordon Ramsey, chef selebritis kelahiran Skotlandia yang besar di Inggris begitu “menyatu” dengan tempat di mana dia syuting. Tipe seorang petualang dan pecinta alam. Dia nikmati setiap atraksi.

Dengan selera humornya yang tinggi, dan cepatnya beradaptasi, terasa sejumlah adegan berkesan natural. Banyak hal yang membuat tayangan mengundang senyum dan impresi mendalam. Dan tak terasa seakan mengajak pemirsa untuk menikmati atraksi serupa.

Misalnya saat Gordon Ramsey diajak mencari daging sapi sebagai bahan rendang. Gimmick-nya, ia diajak oleh pendampingnya, seorang
pencerita makanan (culinary storyteller) yang tergabung di Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI), Ade Putri Paramadita datang ke Kampung.

Digambarkan, perjalanannya sulit. Ke pelosok. “Apakah daging sapi terbaik ada di tempat sulit seperti ini?” tanya Gordon Ramsey.

Dijawab oleh Ade Putri, daging yang baik didapat dari perjuangan yang tidak mudah. Jawaban diplomatis.

Namun, suami Tana Ramsey ini tidak langsung mendapatkan daging yang dibutuhkannya. Ia justru dibawa ke lokasi Pacu Jawi. Pacuan sapi khas Sumatera Barat. Digelar di sawah berlumpur. Dan Ramsey pun mencoba atraksi ini. Yang kemudian juga menjadi guyonan saat ngobrol dengan William Wongso.

“Berapa jauh jarak yang berhasil kamu tempuh?” tanya William Wongso saat ‘chef battle’ akan dimulai.

“80 meter!” jawab Ramsey. William tak percaya. “80 meter?”

“Hehehe 80 cm,” sahut Ramsey sambil terkekeh. Ramsey memang langsung terjatuh saat sapi melaju. Ia lantas memperagakan posisi saat Pacu Jawi dan mengatakan wajahnya harus nempel di antara pantat kedua sapi.

Promosi wisata itu juga terasa sebelum sampai di lokasi Pacu Jawi. Selama perjalanan, Ramsey diajak singgah di warung Bika Talago. Kue tradisional setempat. Ramsey juga mencoba memasak kue bika. Tapi gagal. Dia katakan tak semudah seperti yang dia lihat. Ramsey lantas menegaskan bahwa latihan memang sangat penting dalam membuat masakan. Latihan menghasilkan kesempurnaan.

Usai menikmati bika, Ramsey juga diajak mampir oleh Ade Puteri di penjual durian, King of the Fruit. Begitu datang, Ramsey mengatakan ia tidak suka dengan bau yang menyengat. Kendati menghormati durian sebagai King of the Fruits, Ramsey tetap menolak untuk makan. “Jangan buat saya muntah,” sergahnya. Kalimat yang diulangnya saat William Wongso juga menggodanya dengan durian.

Nuansa pariwisata juga kenal saat Gordon Ramsey mencari bahan masakan lainnya: ikan dan udang. Ia diajak mencari udang air tawar dengan masuk gua. Ia harus merunduk di atas perahu yang ditumpanginya. Lalu menikmati lorong gua yang Indah. Dan memancing di dalamnya.

Saat mencari bumbu pelengkap memasak rendang pun, gambar-gambar yang disajikan berupa beauty shoot. Suasana pasar jadi Indah. Colorful. Menjadi daya tarik sendiri. Seakan-akan setiap sudut di pasar itu instagramable.

Begitu pula lokasi tempat Gordon Ramsey memasak rendang bersama William Wongso. Pemandangan Indah menjadi latar belakang. Lalu ada semacam gazebo yang menjadi tempat Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dan keluarga menunggu masakan Gordon Ramsey dan William Wongso disajikan.

William Wongso jadi mentor Ramsey. Ramsey ditantang memasak rendang untuk disajikan kepada keluarga Gubernur. Selain rendang daging sapi, Ramsey juga membuat rendang ikan cakalang lokal.

Ini sebenarnya pesan yang sangat penting. Yang mesti ditangkap pemirsa. Yakni rendang itu adalah proses memasak bumbu. Bukan daging sapinya. Rendang itu bumbu yang bisa “diterapkan” untuk daging sapi, ikan maupun bahan/daging lokal suatu tempat.

Dan Itulah yang selama ini dilakukan oleh William Wongso sebagai “Diplomat Rendang.” Saat keliling dunia, ia selalu membawa bumbu rendang. Dan kemudian memasaknya dengan bahan lokal. Misalnya saat ke Afrika dia memasak bison dengan bumbu rendangnya.

Dan, Gordon Ramsey berhasil menyelesaikan tantangan mentornya. Menu rendang ikan cakalang dan daging sapinya dinilai lamak bana. Enak banget. Absolutely delicious.

Syuting acara ini dilakukan akhir Januari 2020. Dan baru tayang Senin (29/6) pukul 09.00 dan 21.00 WIB.

Tayang di situasi pandemi, tak mengilangkan nilai promosi. Justru saat pandemi, promosi harus tetap dilakukan. Promosi harus terus dijalankan. Dan tayangan ini merupakan promosi pariwisata yang luar biasa.

Gordon Ramsay : Uncharted West Sumatera telah mengabarkan, mempromosikan, tak hanya kekayaan gastronomi Indonesia tapi juga Pesona Indonesia yang luar biasa. Yang wajib dikunjungi usai pandemi. Thank you Ramsey! (*)