Antara Megawati dan Sukarno Bagi Umat Islam

Oleh Djoko Sahid.

PERSOALAN menjawab tulisan Erros Djarot soal siapa pelaku Devide et Impera senenarnya? Kenapa sampai ada tuduhan penggagas RUU HIP dialamatkan pada PDIP? Hingga ada yang mengarahkan opini agar PDIP adalah sarang PKI dan partai berlambang Banteng ini layak dibubarkan?

KARENA Erros Djarot adalah orang dekat Megawati, tentu pikiran dan buah pikirannya “membela” PDIP. Nyebut pelaku untuk Devide et Impera (politik pecah belah) saja koq gak wani (gak berani)?
Lalu dengan gaya bahasa mempertanyakan, lha koq pelakunya bukan PKI – tapi PKI adalah korban, begitu?

Kalau Anda bilang iya, maka jawaban itu adalah jawaban kubu PKI – maka paham isme Anda (simpatisan, atau anggota aktif) patut kupertanyakan kan – seberapa besar keterpengaruhanya paham komunis itu berpengaruh pada Erros Djarot dan orang selevel Khairil Muksim di group WA Alumni SP?

Problema skenario kekauatan asing, aseng dan daokeh konglomerat agar dikesampingkan dulu – jika membahas permasalahan nasional bangsa ini. Karena sesungguhnya persoalan internal nasional belum selesai. Orang-orang tokoh PDIP atau tokoh nasionalis hingga sekarang menganggap Pancasila adalah bus kosong. Siapa yang yang berkuasa pasti ingin menyopiri dan memasukkan orang-orangnya sebagai penumpang dengan paham yang diyakini di luar kandungan lima sila Pancasila itu.

*Dosa Soekarno dan Megawati*
Persoalannya ini sebenarnya hampir mirip dengan celoteh Erros Djarot atau orang lain yang mengatasnamakan dia. Koq bisa dia dalam gerbong PDIP dalam kondisi “mata hati dan mata dalam pancainderanya” tertutup rapat dalam arti sesungguhnya?
1) Bahwa memang benar gerbong PDIP di bawah Megawati pernah menjadi penentang Orba. Tapi setelah pegang kemenangan, ternyata umat Islam hanya untuk ikut mendorong gerbongnya.
2) Megawatilah yang bilang gak butuh suara umat Islam.
3) Erros Djarot sudah bisa mengakui tak jisa menang melawan Orba, jika PDIP saja tapi harus mengajak kekuatan Gus Dur dan Amien Rais. Tapi setelah Gus Dur jadi Presiden RI, Megawati dan kekuatan untuk meng+impeachment. Di daerah-daerah berapa banyak orang Islam dari PKB dan PAN atau PPP, jadi Bupati dan wakilnya orang PDIP. Kemudian Bupatinya didorong dijebloskan ke penjara dan wakil bupatnya menggantikan jadi bupati atau gubernurnya.
4) Megawatilah dan pengurus lain yang diam saja saat orang-orang PKI memproklamirkan diri menjadi “penerus pejuang PKI”? Katanya Erros Djarot, orang di PDIP sama-sama tak suka PKI bangkit – kenapa mewadahi aktivis pro-PKI untuk memperkuat dalam gerbong PDIP dan sekitar 187 orang dalam DPR RI yang jelas-jelas anak keturunan PKI.
5) Megawatilah yang menjadi Dewan Pengawas BPIP dan dalam Badan Legislasi untuk merumuskan RUU HIP ada anggota dari FPDIP 17 orang (terbanyak dari anggota group fraksi lain). Masih ditambah seorang wakil dalam badan legislasi DPR RI ini dan dia keturunan biologis PKI yaitu Rieke Diah Pitaloka. MHum.
Jumlah keanggotaan Badan Legislasi DPR RI: seorang Ketua dari Gerindra dan empat wakil (PDIP, Nasdem, PKB & PPP).
Kemudian jumlah nya: 17 PDIP, Golkar 12, masing-masing 7 orang dari Nasdem, PKB, Demokrat, PKS disusul 6 orang dari PAN dan dua orang PPP.
6) Selain jelas-jelas dalam gerbong PDIP yang diungkapkan Sdr SGP tadi. Bahwa dalam AD/ART tak mengakui Pancasial yang disepakati bersama umat Islam pada 18 Agustus 1945. Tapi Pancasila ala Bung Karno yang disetir PKI saat itu, dengan mencantumkan dasar negara Pancasila versi 1 Juni 1945.
7) Terakhir yang takut orang menyebutkan, Soekarnolah yang membrangus Partai Masyumi dan memenjarakan para tokoh Islam seperti Buya Hamka dan Mohammad Natsir, Sutan Syahrir dan Mochtar Lubis. Semua tokoh Islam ini dipenjarakan tanpa proses hukum. Persis proses penggulingan Gus Dur karena ditutuh melakukan atau terlibat dalam Bruneigate dan Buloggate.

Nah itu sedikit mata gelap PDIP dipimpin Megawati yang bisa dituduh meneruskan gerakan kesalahan sang Bung Karno.
*Bung Karno – akhirnya banyak guru PKN SMP maupun SMA menyebut Bung Karno memang bisa diakui sebagai pahlawan, tapi juga pengkhianat bangsa. Karena juga mengayomi PKI dalam Nasakomnya.*

*Dosa Semua Rezim kepada Umat Islam*
Jelas-jelas PKI yang berpotensi mengadu-domba umat beragama, jika besar kekuatan PKI pasti bakal kudeta kekuasaan atau bikin cara-cara licik untuk mencapai kekuasaan nasional Indonesia ini secara cepat atau lambat. Jadi pelaku Devide et Impera adalah jelas-jelas asing, Aseng, daokeh kapitalis, komunis yang menumpang parpol-parpol sah peserta Pemilu di negeri ini. Sebaliknya sangat naif bila memutarbalikkan dengan mengatakan bahwa umat Islam dan tokoh-tokonya Islam jadi pelakunya?

Umat Islam di tataran menengah atas (berpendidikan) jelas menolak diputarbalikkan seperti yang diungkapkan oleh kalangan dan aktivis PDIP seperti sekarang. Bahwa tanpa peran umat Islam dan tokoh-tokoh Islam, negeri Indonesia mustahil menjadi merdeka dan berdaulat seperti 76 tahun ini. *Tapi yang tak berani diakui oleh semua rezim hingga sekarang, adalah semuanya rezim penguasa masih korup besar-besaran dan punya dosa besar kepada umat Islam dan tokoh-tokoh Islam. Karena semua rezim penguasa telah membatasi agar Islam yang mayoritas tidak boleh bisa menjadi pengendali politik nasional.*
Djoko Sahid: Jakarta, 29/06/2020.