DESA SUMBERDADI, TRANS KOLONIAL DI SULSEL YANG MAKMUR BERKELIMPAHAN

LuwuUtara, MenaraMadinah.com-Desa Sumberdadi, Kecamatan Tana Lili, Bone Bone Luwu Utara adalah salah satu desa Yang bisa dibilang daerah Trans kolonial yang berlimpah berkah.

Dulunya desa ini hanya merupakan lahan ladang atau jatah garapan pengembangan dari Desa Trans Sidi Binangun, namun sejak tahun 85-an menjadikan Sumberdadi sebagai Desa Pemekaran Baru.

Desa Sumberdadi terdiri 3 Dusun yakni SumberSari, Sumber Mulyo dan Pateai.
Berpenghuni 650 KK sekitar 2000-an Jiwa.

Sebagai daerah Trans sejak kolonial tahun 1960-an desa ini begitu menunjukkan kemajuannya yang pesat. Perekonomian warga sangat signifikan meningkat karena sektor pertaniannya subur, perkebunan sawitnya pun luas. Sebagian penduduknya juga sukses menanam coklat dan lada.

Sejak 5 tahun lalu ( 2015) Desa Sumberdadi telah menerima ADD dari Pemerintah Pusat. Mulai dari Rp 1 M hingga Rp 800 Juta/ Tahun.
Dana dana itu dikelola dengan baik oleh Perangkat Desa dibawah pengawasan BPD ( Badan Permusyawaratan Desa) sebagai Parlemennya di tingkat desa.

Wawan Setiawan selaku Ketua BPD Desa SumberDadi menuturkan, Dana ADD tersebut sangat membantu masyarakat untuk mempercepat laju pembangunan desa, antara lain program Jalan Tani, Drainase, Pengerasan Jalan, Gedung TK karya Bhakti, Gedung Posyandu dan progres KWT ( Kelompok Wanita Tani).

Desa Sumberdadi dipimpin Winarto ( Kepala Desa), Taufik ( SekDes) dan Suprapti Supriadi sebagai Bendahara Desa.

Jerih payah nenek moyang dulu ketika ditransmigrasikan oleh Kolonial Belanda ( 1940-an) kini terobati.
Anak cucu para pekerja rodi ( membabat hutan membikin Jalan Raya tanpa upah) asal Jawa Timur dan Jawa Tengah ini kini sudah makmur.

Anak cucu mereka sudah maju penghidupannya. Sudah banyak yang Sarjana dan menjadi Pegawai Negeri ( ASN), Polisi bahkan Tentara.

Bersamaan dengan perkembangan desa Trans awal Lainnya seperti Sido Binangun dan SidoMukti, maka Desa SumberDadi benar benar menggembirakan.
Tak disangka, dulunya hutan belukar kebun rumput ilalang setinggi orang, kini menjadi Desa yang ramai, terang benderang”,kata Wawan Ketua BPD.

Wawan Setiawan adalah salah satu cucu dari Eyang Salim almarhum, putra dari Pak Guru Supriyadi almarhum.
Eyang Salim termasuk salah satu peserta Trans Kolonial yang dulu berusah payah membuka jalan membabat hutan tanpa bayaran.
Banyak datuk moyang kita sebagai trans kolonial yang gugur sebagai pahlawan desa yang tak dikenal” terangnya.

Bersambung…

(Samsulhadi/MenaraMadinah.Com)