Menanggapi Duta Besar Seychelles Untuk Indonesia

Oleh : Edwan Widyarto

Menanggapi paparan His Excellency Mr Nico Barito, Duta Besar Republik Seychelles untuk Indonesia dalam Expert Group Meeting BKKBN.
.
.
Republik Seychelles siap membantu Kabupaten Kulonprogo dalam pengelolaan sampah. Mr Nico memaparkan dengan sangat detail. Negaranya dengan penduduk hanya 100rb jiwa, mengandalkan alam dengan pariwisata. Maka tak ada jalan lain selain menjaga lingkungan.
.
.
Mereka berprinsip “Sehat lingkungannya sejahtera warganya” . Dalam bahasa BKKBN Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera (LSKS). Maka semua sampah di Seychelles diolah.
.
.
Pengalaman Sycheless itulah yang siap diberikan ke Kulonprogo. Program yang ditawarkan keren Citizen Care for Environment. Nanti Bank Sampah mendapat akses alat pengolahan sampah dengan prinsip “satu botol menjadi satu produk daur ulang baru”. Tiap rumah di Desa yang menjadi pilot project CoE Family Welfare and Happiness di tingkat International ini juga mendapatkan incubator.
.
Itu di tingkat desa. Atau Kalurahan dalam UU Keistimewaan. Di tingkat Kabupaten, program yang ditawarkan adalah kalorisasi. Mengubah sampah di TPA Banyuroto menjadi Green Biochar yang besaran energinya sekitar 3000 kalori. Bisa dipakai untuk mixing dengan batubara. Di negara lain yang telah dibantunya, Biochar ini dijual ke pabrik semen.
.
.
Tapi hal terpenting yang Pak Dubes sampaikan adalah perubahan habit. Kebiasaan. Kebiasaan membuang sampah seenaknya, membuang puntung rokok sembarangan, harus dihentikan. Diganti dengan habitus baru memilah dan mengolah sampah.
.
.
Ini sepertinya ‘MIMPI yang menjadi kenyataan’ atau merealisasikan ‘janji yang tertunda.’ Pada HPSN 2018 di Pantai Trisik Kulonprogo, terjadi MoU Pemkab dengan satu pihak yang siap mengolah sampah lewat program Zero Waste. Tapi sampai kini tak ada kabar….
.
.
Saya mengingatkan kendati nanti ada alat atau mesin pengolah sampah yang canggih, sikap utama yang mesti dilakukan tetap Reduce, mengurangi timbulan sampah. Jangan mentang2 sudah bisa diolah terus seenaknya nyampah.
.
Kedua prinsip pemilahan. Gerakan pilah sampah dari rumah harus terus dilakukan. Mesin pengolah atau industri daur ulang tidak menerima sampah campur. Apalagi organik dengan anorganik.