Tim Taks Force LP3M Unej Audiensi dengan Bupati Usulkan KH. Achmad Siddiq Sebagai Pahlawan Nasional

 

Jember-menara madinah.com-Dr. Akhmad Taufiq Penanggung jawab Tim Task Force LP3M Universitas Jember penyusun naskah akademik pengusulan KH. Achmad Siddiq sebagai
Pahlawan Nasional Hari, tanggal : Jumat, 10 Mei 2019
Pukul : 09.00 WIB – Selesai. Tempat : Pendopo Bupati Jember  untuk tambahan rilis saya sertakan rekamannya.
Musyawarah Nasional (Munas) alim ulama Situbondo pada 1983 dan dilanjutkan Muktamar NU pada 1984 telah menjadi tonggak dasar kontribusi penting NU terhadap perkembangan dan pembangunan bangsa Indonesia. NU telah meneguhkan komitmen kebangsaannya dengan menerima Pancasila sebagai asas tunggal dalam bernegara. Pancasila bukan lagi dimaknai sebagai paham pemersatu bangsa, tetapi memberi kesempatan pada perbedaan pandangan keagamaan untuk berdiri atas dasar pancasila dan menghasilkan pemikiran dan perilaku keagamaan yang moderat. Bagi NU, inti dasar pancasila adalah kemajemukan yang dibingkai dalam persatuan dan bersamaan, bukan perpecahan.
Gagasan dan pemikiran besar KH. Achmad Siddiq kala itu, telah menjadi penentu penerimaan Pancasila sebagai asas tunggal bernegara. Menurut pemikiran beliau “ideologi bukanlah agama”. Bagaimanapun hebatnya suatu ideologi, ia merupakan hasil pemikiran manusia dan tidak akan sampai pada derajat menjadi Agama. Tidak terkecuali Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia.
Menurut Kyai Achmad, nilai-nilai luhur Pancasila secara substansial dapat disepakati dan tidak bertentangan dengan pandangan Islam, bahkan memiliki persamaan. Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, mencerminkan pengertian tauhid (monoteisme murni) menurut akidah Islam (QS. al-Ikhlash). Demikian pula empat sila lainnya. Dalam kerangka filosofis, urutan sila-sila Pancasila memiliki kesamaan konsep dasar pijakan dalam Islam yakni konsep “Aamanuu wa’amilus shaalihaat”. Pemikiran Kyai Achmad tersebut diperoleh atas dasar pertimbangan rasional, logis, teologis, filosofis berdasarkan kajian ilmiah dan perenungan mendalam tentang implementasi nilai-nilai luhur universal Islam yang diterapkan dalam pengamalan nilai Pancasila. Pancasila merupakan satu rangkaian kesatuan, tidak boleh mengambil satu sila dan meninggalkan sila yang lain.
Gagasan KH. Achmad Siddiq tentang ukhuwwah (persaudaraan) yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila dikenal dengan trilogi ukhuwwah yaitu ukhuwwah Islamiyyah (persaudaraan Islam), ukhuwwah wathaniyyah (persaudaran bangsa) dan ukhuwwah basyariyyah (persaudaraan manusia). Bagi Kyai Achmad, ukhuwwah Islamiyyah tidak hanya terbatas pada umat Muslim saja, tapi mencakup ukhuwwah wathaniyyah dan ukhuwwah basyariyyah. Terutama persaudaraan Islam (ukhuwwah Islamiyyah) bukanlah persaudaraan yang bersifat eksklusif, tetapi juga inklusif, lintas agama, negara, ras, dan sebagainya. Konsep tersebut berimplikasi pada pentingnya nilai-nilai kesamaan derajad antarmanusia.
Perjuangan KH. Achmad Siddiq dalam mengembalikan NU pada khittahnya dan menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas tunggal bernegara mempunyai dampak sangat besar pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu hal penting dari khittah tersebut ialah melepaskan NU secara institusional dari urusan politik praktis dan mengembalikan NU sebagai organisasi keagamaan murni sebagaimana pada awal berdirinya tahun 1926.
Dari uraian tersebut dapat disarikan peran strategis KH. Achmad Siddiq terhadap penerimaan Pancasila sebagai asas tunggal bernegara organisasi NU sebagai berikut.
1. KH. Achmad Siddiq memberikan argumentasi penerimaan NU terhadap Pancasila dengan mengurai butir-butir Pancasila dikontekskan dengan nilai-nilai Agama Islam ahlussunnahwaljamaah annahdliyah.
2. Penerimaan Pancasila tersebut akhirnya memberi dampak besar terhadap arah orientasi dakwah NU dan kontribusinya pada stabilitas politik nasional.
3. Penerimaan Pancasila tersebut meneguhkan komitmen NU untuk berkontribusi terhadap pembangunan bangsa terutama pembangunan ekonomi kerakyatan dan berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Paparan di atas memberi wawasan tentang peran strategis dan kiprah perjuangan KH. Achmad Siddiq sebagai tokoh kunci penerimaan asas tunggal Pancasila dan kontribusinya dalam membangun dan menjaga stabilitas nasional. Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah menetapkan KH. Achmad Siddiq sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Husnu Mufid

Koresponden MM.com