SPTNI Tegaskan New Relaksasi Ekspor Nikel Di Masa New Normal

Kendari, menarahmadinah.com – Warna warni isu Pandemic Covid-19 masih mewarnai kehidupan masyarakat Internasional Baru baru ini kita di pertontonkan bongkar pasang kebijakan terkait upaya penanganan, Mulai dari sosial distancing, PSBB, dan New Normal, (17/6).

Berbagai kebijakan itu juga kemudian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Yang kesemuanya memberikan pendidikan kehidupan sesuai protokol pemerintah yang tentunya mengacu kepada protokol WHO.

Hal itu juga disadari mempengaruhi geliat perekonomian Bangsa Indonesia. Hal di sadari membuat perekonomian Negara Kian terpuruk. Baru baru ini Menteri Keuangan Ibu Sry Mulyani memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal ke II minus 3,1 % di akibatkan pemberlakuan PSBB (katadata.co.id,16/06/2020)

Keadaan ini memaksa Pemerintah gencar melelang SBM, hal ini membuat utang luar Negeri Indonesia menembus Rp. 6065 T. Posisi utang tersebut naik 2,9 % di banding periode yang sama tahun lalu (katadata.co.id/16,juni,2020)

Ketua Umum Serikat Perkeja Tambang Nikel Ahmad Zainul S. Sos telah jauh jauh hari mengatakan bahwa Pemerintah Saat ini minim opsi sementara APBN harus disehatkan agar kita tidak bertumpu semata-mata dari sumber Utang Negara. mengingat kondisi APBN semakin berat menanggung beban pengeluaran negara yang tidak berimbang dengan pemasukan Negara kika tidak pada akhirnya Negara akan mengalami defisit.

Selaku Ketua Serikat yang mewadahi pekerja tambang nikel dirinya tentu mengkhawatirkan ekonomi Indonesia saat ini sehingga menekankan agar Keran Ekspor kembali di buka.

“Terus terang kami juga meresahkan masa depan kami sebagai pekerja, Keadaannya memaksa beberapa kegiatan berhenti Kalau sampai semakin banyak kegiatan pertambangan yang berhenti maka akan sangat berdampak bagi kami, apalagi banyak dari kami hari ini menyokong perekonomian keluarga maka tentunya harapan besar supaya tidak berdampak PHK yang semakin bertambah di masa New Normal kedepan” jelasnya.