Khutbah Idhul Fitri 1441 H di Rumah Bersama Keluarga

Oleh :  Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag.

Dalam khutbah ini, saya akan menyampaikan empat pesan penting, yang saya singkat STMJ.
1. Syukuri yang ada. Kita bersyukur bisa menyelesaikan semua rangkaian Ramadan tahun ini. Kita berdoa, “Wahai Allah, jangan jadikan Ramadan ini pertemuan terakhir bagi kami. Tapi, jika Engkau menghendaki ini perjumpaan terakhir, maka gantilah dengan perjumpaan dengan Nabi di surga.” Inilah Ramadan paling bersejarah, dengan taraweh dan witir yang istimewa, zakat dan sedekah yang istimewa, sebab benar-benar ditunggu sudara-saudara kita yang mengalami kesusahan akibat bencana, lailatul qadar yang istimewa dengan tangisan paling deras, dan shalat idul fitri yang istimewa. Dengan keunikan Ramadan ini, maka lahirlah jutaan imam dan khatib baru di rumah masing-masing. New imam dan khatib inilah yang akan menjadi penggerak dakwah kelak. Inilah kebangkitan dakwah. Siapa tahu, bahwa Ramadan dan lailatul qadar tahun inilah yang paling banyak menghapus dosa dan menyelamatkan kita di akhirat kelak.

2. Tirulah Allah dan rasul-Nya. Tirulah Allah. Ia tidak makan, tapi memberi makan. Maka, perbanyak puasa, kurangi makan agar bisa banyak sedekah untuk orang lain. Ia selalu mengasihi manusia tak pandang bulu, dan selalu menghargai sekecil apa pun kebaikan manusia. Ia tak banyak bicara, tapi terus berkarya untuk melayani makhluk-Nya. Juga tirulah Rasulullah. “Anta syamsun anta badrun.” Ia adalah matahari dan bulan penyemangat manusia dan pengusir kegelapan. Jadilah manusia penghapus kegelisahan manusia, bukan sebaliknya menjadi troble maker atau sumber masalah di tengah masyarakat.

3. Miliki mental baja. Jangan cengeng. Berani hidup harus berani tantangan. Berdirilah tegak dan pandanglah langit. Itulah masa depan Anda. Tangisan tidak merubah keadaan. Smile and the world will smile with you. Cry, and you will cry alone (Senyumlah, maka dunia akan senyum bersama Anda. Menangislah, dan Anda akan menangis sendirian). Life is not flat like a road. It is up and down, and that is a beauty (Hidup bukan datar seperti jalan toll. Ia naik dan turun, dan itulah keindahan). Mental baja itulah yang diajarkan Alquran kepada kita, dan dengan mental demikian itulah, kita bisa mendaki gunung tertinggi dan menyebarangi lautan terluas.

4. Jaga jarak dengan semua orang, tapi tetap jagalah silaturrahim dan keakraban. Jagalah nyawa, lebih-lebih nyawa orang lain. Jaga kebersihan hati, kebersihan harta dari yang haram. Hanya hati yang bersih yang bisa melahirkan tutur kata terindah dan sikap paling menyejukkan dunia.