KISAH ROSUL BERSAMA SI YATIM, DI HARI RAYA NAN FITRI

Oleh :.Musthofa Zuhri

Kemarin sore aku bersama anak anakku melancong ke rumah orang tuaku. Maklum , jarak antara Rumahku dan orang Tuaku hanya kurang lebih 15 Km. Ini sebuah kebiasaan dan tradisi tahunan. Biasanya saudaraku yang jauh juga datang, namun untuk tahun ini mereka tampaknya kena PSBB, akibat zona merah, dampak covid 19 yang tak kunjung selesai .

Sore menjelang maghrib, seperti biasa, aku dan anaku jalan jalan menuju sebuah mushollah yang jaraknya kurang lebih 10-15 meter dari rumah orang tuaku.

Itu kulakukan untuk, sekedar mengajari anak anak dalam menikmati suasana ramadhan. Yeach ..tadabbur seni, atau sekedar tadarus budaya lah.

Dan sore itu, ada kultum yang sangat asik untuk kurekam, mungkin juga bagi anak anaku.

Ini kisah tentang Rasulullah dan seorang anak yatim di Madinah”ujar sang pemberi kultum sore itu

Pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW bersama keluarganya dan beberapa sahabatnya seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan para muslimin dan muslimah agar merasa bahagia di hari raya itu”Sang ustadz muda itu memulai menancapkan kisahnya

Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia di Hari Raya Ied tersebut, terutama anak-anak.” kisah sang Ustadz berkumis tipis ini

Anak-anak bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya” suara sang ustadz cukup membuai anakku dan juga aku.

Namun tiba-tiba Rasulullah SAW melihat di sebuah sudut ada
seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang. Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya”.mata sang ustadz sedikit melotot. Dan…dia berdiri berjalan mendekati anaku yang kecil.

“Taukah kalian wahai anak anak manis dan cakep, apa yang dilakukan si anak kecil itu?”.tanya si ustadz pada anaku. Anaku, hanya diam, dan menggeleng.

” Gadis kecil itu-Lanjut sang Ustadz- menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu”jawab sang ustadz sambil menunduk.

Melihat anak yang menangis,
Rasulullah kemudian meletakkan tangannya yg putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut :

“Anakku, mengapa engkau menangis? Bukankah hari ini adalah hari raya?” Sang Rasul bertanya pada anak gadis itu..

Gadis kecil itu terkejut bukan kepalang. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita :

“Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Semua anak-anak bermain dengan riang gembiranya. Aku lalu teringat pada Ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikan aku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah membela Islam dan kemudian ia meninggal”ujar si gadis yang menyembunyikan wajahnya itu pada Muhammad bin abdullah.

Sekarang ayahku sudah tidak ada lagi . Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu untuk siapa lagi?”ujar si anak kecil yang malang itu.

Semua yang mendengar curahan hati anak yatim itu mendadak hening. Dan kulirik wajah anak anaku pun sama. Bahkan anak perempuanku, FARA dan Azzam terlihat menitihkan air mata.

Dan ssmentara sang ustadz untuk beberapa saat terlihat diam. Sampai ada seorang anak bertanya.

Lalau, bagaimana reaksi baginda Nabi ya ustadz?” Tanya Umi .

Sang ustadz, tersenyum. Dia pun melanjutkan alur ceritanya.

“Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang beliau membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata:

“Anakku, hapuslah air matamu.Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan aku katakan kepadamu:

Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu?

Dan apakah kamu juga ingin Ali menjadi pamanmu?.

Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu?

.dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu?

Dan Aisyah menjadi ibumu ?.

Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?” sang rasul suaranya menggelegar kejantung si anak gadis itu.

Begitu mendengar kata-kata itu, ia langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah SAW, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya.

Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.

Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan dan uang hari raya. Lalu ia diantarnya gadis itu keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu ia berkata :

“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang paman, namanya Ali yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra. Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini.

Aku merasa sangt bahagia dan bangga memiliki adik adik, hasan dan husein Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.” ujar anak gadis yang malang itu dengan wajah berseri seri.

Wajah anak-anakku, kulihat sedikit ditekuk. Untuk sekian waktu, kuperhatikan. Dan anaku yang kecil, Azlan bergerak menuju pangkuanku. Sementara si Fara dan Azzam menyandarkan kepalanya di pundaku. Dengan air mata yang bercucuran.

Sang ustadz, melihat anak – anaku hanya tersenyum. Demikian juga aku. Lalu ku beri kode dengan jari jempolku agar sang ustadz melanjutkan kisah nya.

Maka anak-anak yang sedang bermain dengannya sampai berkata:

“Ah, seandainya kita bernasib sama dengan si Fulan itu, sungguh amat bahagianya hati kami .”pungkas Sang.ustadz.

Kulihat semua anak anak yang ikut kultum, terisak isak dari alur kisah ini. Ternasuk anak-anakku.

Setelah buka puasa, kamipun pulang, dan kubuka beberapa bagian di media sosial. Si anak gadis yatim itu konon tatkala Nabi saw meninggal dunia, anak kecil itu keluar seraya menaburkan debu ke atas kepalanya meminta tolong sambil memekik:

“Aku sekarang menjadi anak asing dan yatim lagi.”

Maka oleh Ali Bin Abi Thalib kw (dalam riwayat lain ABu Bakar Ash Shiddiq ra) anak itu dipungutnya.

………..

Allahu akbar Allahu Akbar, La ilaaha illallahu Allahu Akbar.

Selamat hari raya idul.fitri , Maaf lahir bathin.