Perjuangan Milisi Purwakarta Melawan Belanda tahun 1948

Wilayah Bendul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, ternyata tidak hanya dikenal sebagai sentra peuyeum (tape). Wilayah ini juga memiliki nilai-nilai perjuangan saat melawan kolonial Belanda. Berikut ini Ptobo Tejo.

Perlawanan sengit para pejuang Bendul terbilang cukup merepotkan penjajah. Banyak serdadu Belanda harus meregang nyawa di tangan para pejuang itu.

Salah satu peristiwa heroik yang membuat nyali tentara Belanda ciut adalah sabotase jalur kereta api Jakarta-Bandung. Aksi para pejuang tersebut dipimpin warga setempat bernama Darja bin Sarta dan Uswata bin Asman. Aksi para pejuang ini diabadikan dalam page fb Indonesia tempoe doeloe.

Darja dan Uswata merupakan pemimpin milisi Republik Indonesia yang membuka jalur kereta api di Bendul, Purwakarta, Jawa Barat, sepanjang 20 meter. Dengan penuh keberanian Darja dan Uswata menggelincirkan sebuah kereta api yang mengantar tentara Belanda dan perlengkapan militer pada 1948.

Dalam peristiwa itu keduanya bersama 50 milisi meloncati kereta api yang tergelincir serta memberondongi tentara Belanda di dalamnya. Tercatat delapan serdadu Belanda tewas mengenaskan dan 23 lainnya terluka parah.

Tindakan Darja dan Uswata itu sebagai balasan atas kekejaman Dutch Police Action pascakemerdekaan Indonesia 1945. Dutch Police Action sendiri dikenal saat Belanda melancarkan agresi militernya ke Kabupaten Karawang, pada 1947 atau setahun sebelum insiden Bendul terjadi. Ketika itu Dutch Police Action membantai 431 orang laki-laki dan peristiwa itu lebih dikenal sebagai Pembantaian Rawagede.

Hanya saja perlawanan Darja dan Uswata harus berakhir setelah misinya menyabotse kereta api selesai. Keduanya ditangkap yang kemudian dipenjara sebelum akhirnya harus menjalani hukuman mati. Mereka pun gugur sebagai kusumah bangsa.

Sayangnya, perjuangan heroik Darja dan Uswata tidak banyak yang mengetahui.