Zoominar Agri-Talk : Menjaga Menjaga Eksistensi Pembangunan Pertanian Untuk Kesejahteraan Petani dan Konsumen Era New Normal

Jember-menaramadinah.com-Pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung sejak Bulan Maret 2020 sampai saat ini menyebabkan disrupsi di segala sektor, tidak terlepas sektor pertanian menerima imbasnya. Para pelaku sektor pertanian sebagai garda terdepan penyedia pangan diharapkan tetap harus berproduksi demi kebutuhan pangan 267 juta jiwa masyarakat Indonesia. Pangan merupakan hidup matinya sebuah bangsa, kalimat yang diucapkan oleh founding father bangsa Indonesia akan tetap relevan sampai kapan pun. Saat ini peran strategis pertanian tidak perlu diragukan lagi, Kementrian Pertanian RI dengan tagar #BersatuJagaPangan seolah-olah mengajak semua pihak untuk bahu membahu menjaga pangan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.


  • Guncangan disrupsi Covid 19 pada sektor pertanian menyebabkan berbagai bisnis pertanian (agribisnis) harus beradaptasi. Mulai dari penyediaan sarana produksi di hulu, penyediaan tenaga kerja dan sarana pendukung sampai penanganan komoditas pertanian di hilir mengalami perubahan. Namun demikian ketahanan pangan dari sisi ketersediaan, keterjangkauan/akses dan konsumsi pangan harus tetap terjamin.
    Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember bekerjasama dengan Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian) Komda Jember, Kelompok Riset AgriEcon dan InfraRed menggelar Diskusi yang dikemas dalam Tajuk Agri-Talk. Dipilihkan topik “Pembangunan Pertanian Era New Normal: Menjaga Eksistensi Untuk Kesejahteraan Petani dan Konsumen”. Diskusi Agri-Talk mencoba memformulasikan dan mendiskusikan dari berbagai sudut pandang, bagaimana pertanian mampu beradaptasi pada era new normal ini. Pandangan dari sisi birokrasi yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur,Bapak Ir. Hadi Sulistyo, M,Si, terkait berbagai kebijakan yang mendukung pelaku pertanian di hulu untuk dapat beradaptasi dengan situasi terkini. Beberapa kebijakan seperti dukungan logistik berupa pusat logistik lumbung pangan Jatim, rantai pasok, perluasan akses pasar, stimulan ekonomi berupa restrukturisasi kredit, program padat karya, sampai pada jaring pengaman sosial diberikan pada petani. Program rutin seperti asuransi pertanian, Program Pekarangan Pangan Lestasi dan berbagai program bantuan kepada keluarga petani tetap dilakukan.
    Pada sisi lain, pembangunan pertanian membutuhkan dukungan dari akademisi berupa advokasi dan edukasi. Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian) membahas strategi bagi sektor pertanian agar mampu berbenah di era new normal dari perspektif organisasi profesi bidang ekonomi pertanian. Beberapa rekomendasi dari Pengurus Pusat Perhepi yang disampaikan oleh Prof Dr. Ir. Bustanul Arifin, Wakil Ketua Umum Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia) adalahperlu antisipasi dan mitigasi krisis pangan dengan pola baru on farm, off farm sampai agroindustri. Pemerintah perlu melakukan realokasi APBN/D untuk mendukung upaya tersebut. Pembangunan agroindustri yang memberikan nilai tambah bervisi regional (desa-kota) perlu menjadi perhatian.
    Pandangan akademisi dalam aspek pendidikan pertanian disampaikan oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Pertanian Universitas Jember, Dr. Ir. Evita Soliha Hani,MP yang mengemukakan bahwa visi merdeka belajar, Kampus merdeka dalam pendidikan pertanian diarahkan pada peran aktif civitas akademika perguruan tinggi untuk terjun langsung pada komunitas petani dalam bentuk pengabdian masyarakat dan kegiatan Kuliah Kerja Nyata mahasiswa yang bersifat tematik sesuai dengan kebutuhan.
    Zoominar Agri-Talk yang berlangsung bertepatan pada hari kebangkitan Nasional, 20 Mei 2020 juga memberikan rekomendasi bagaimana agar sektor pertanian dapat bangkit dan beradaptasi dengan tetap memperhatikan sisi hulu (petani) dan sekaligus konsumen. Praktisi bisnis bidang pertanian yang diwakili oleh Endang Rahman Hakim, Community Relation Tani Hub, mengajak Audiens Zoominar Agri-Talk yang berjumlah sekitar 400 orang untuk mulai bergerak dengan prinsip unlocking digital agriculture. Bagaimana e-commerce dapat menjadi shifting paradigma untuk membangun ekosistem dan keberlanjutan pertanian lebih baik melalui efisiensi rantai pasok.
    Pada akhir paparan empat orang panelist, disampaikan diskusi penutup oleh Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo, MS yang merupakan Ketua Dewan Penasehat Perhepi. Transmisi covid 19 meningkatkan risiko melalui berbagai disrupsi pada rantai pasok, perdagangan dan pemrosesan. Diperlukan revitalisasi pertanian inklusif dan berdaya saing agar mampu beradaptasi pada era new normal. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan menyangkut stabilitas irama suplai dan demand sampai menjaga semangat petani.
    Diskusi Zoominar diwarnai oleh berbagai respon peserta yang berasal dari berbagai kalangan yang sebagian besar adalah dosen perguruan tinggi di seluruh Indonesia mulai dari Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, NTB dan tentu saja perwakilan dari beberapa perguruan tinggi pertanian di pulan Jawa. Sejumlah mahasiswa S1 dan S2 juga turut aktif selain ada beberapa kalangan umum yang berasal dari Dinas Pertanian dan perusahaan pertanian. Diskusi dipandu oleh Koordinator Prodi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember, Dr. Ir. Joni Murthi Mulyo Aji, M.Rur.M.
    Harapannya Zoominar Agri-Talk “Pembangunan Pertanian Era New Normal: Menjaga Eksistensi Untuk Kesejahteraan Petani dan Konsumen” dapat menjadi informasi dan inspirasi bagi pelaku pertanian untuk menyusun langkah-langkah strategis bagi sektor pertanian tropis agar mampu beradaptasi dengan kondisi new normal pasca disrupsi Covid 19 dari perspektif dunia pendidikan, organisasi profesi, birokrasi dan bisnis pertanian.
  • Luh Putu Suciati jurnalis citizen