Kaji Tumor Otak, Tim Fakultas Kedokteran Unej Juara I Kajian Literatur Mediastinum 2019

 

 

Jember, 29 April 2019 menara madinah.com-Tumor otak (Glioblastoma atau GBM) adalah penyakit tumor yang menyerang otak yang paling banyak ditemukan di dunia. Tumor otak ini umumnya bersifat agresif dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Tidak heran jika banyak dokter dan pakar kesehatan berusaha mencari pengobatan dan terapi penyakit tumor otak. Seperti yang dilakukan oleh tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jember, Mauliya Sri Sukmawati, Muhammad Yuda Nugraha, dan Mukhamad Arif Hadi Khoiruddin yang mencoba menawarkan pengobatan GBM dengan memanfaatkan teknologi biomolekuler.

Mauliya, Yuda dan Arif Hadi menuliskan idenya dalam sebuah karya tulis ilmiah berjudul Potensi Cart Cells EGFR VIII Termodifikasi CRISPR-Cas9 PD1/PDL1 Blocking Sebagai Inovasi Terapi Glioblastoma. Karya ketiganya berhasil masuk dalam babak final Mediastinum 2019 kategori kajian literatur yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (19-21/4). Di babak final, duta Kampus Tegalboto ini bersaing dengan tim FK dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, UIN Jakarta dan Universitas Trisakti dan tim lainnya. Alhamdulillah, kerja keras mereka diganjar juara pertama mengalahkan tim FK Universitas Airlangga di posisi kedua, dan tim FK Universitas Padjadjaran di peringkat ketiga.

“Ide awal karya tulis ilmiah ini berasal dari diskusi rutin kami di Unit Kegiatan Mahasiswa Student Research Center Revolution yang menampung kreativitas para mahasiswa FK yang suka meneliti. Dengan bimbingan para dosen, kami mengkaji isu-isu terbaru di bidang kedokteran dan kesehatan. Nah pada saat pengumuman Mediastinum 2019 muncul, akhirnya kami putuskan ikut, apalagi temanya di bidang bedah saraf otak cocok dengan diskusi kami,” tutur Mauliya yang memang berminat mendalami spesialis bedah saraf ini saat ditemui di Kampus FK Universitas Jember (29/4).

Sementara itu, Yuda menjelaskan secara garis besar ide karya tulis ilmiahnya. “Selama ini pengobatan tumor otak dengan tindakan pembedahan, kemoterapi dan atau radioterapi, namun efektivitasnya masih menjadi perdebatan. Oleh karena itu kami mengajukan ide pengobatan tumor otak dengan menggunakan sel imun yang dimiliki oleh manusia atau T-Cells yang sudah diinjeksi dengan Cart Cells. Keunggulan pengobatan dengan cara ini sel imun tersebut mampu menjangkau bagian otak yang terkena tumor otak,” ujar Yuda, mahasiswa asal Lumajang.

Ide dan kreativitas ketiganya dipuji dewan juri Mediastinum 2019. Menurut dewan juri, penggunaan sel imun yang sudah diinjeksi dengan Cart Cells dalam pengobatan tumor otak dapat meminimalkan luka akibat pembedahan di otak, serta efek samping pengobatan dengan kemoterapi dan radioterapi. “Karya tulis kami masih di tataran kajian literatur, oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan penelitian di skala laboratorium. Namun permasalahannya di fasilitas laboratorium dan harga bahan penelitian seperti Cart Cells yang mahal karena harus diimpor,” pungkas Mauliya, mahasiswi FK Universitas Jember angkatan 2017 yang juga mahasiswi peraih Beasiswa Bidikmisi.

*Dalam kesempatan yang sama, Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember menyatakan rasa bangganya akan prestasi ketiga mahasiswa FK tersebut. Apalagi salah satu anggota tim, Mauliya, adalah mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi. Menurut Moh. Hasan, ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukan hambatan untuk menggapai prestasi. Kedua, Universitas Jember akan terus konsisten memberikan dukungan dan fasilitas bagi mahasiswanya yang memiliki prestasi hingga membawa nama harum Kampus Tegalboto di skala nasional dan internasional. “Penelitian yang Mauliya, Yuda, dan Arif dengan menggunakan metode biologi molekuler untuk menemukan terapi bagi tumor otak sudah sesuai dengan kebijakan Universitas Jember yang fokus pada pengembangan biologi molekuler di bidang pertanian, perkebunan dan kesehatan. Oleh karena itu, kami akan memberikan dukungan dana, fasilitas serta kesempatan bagi mereka untuk melanjutkan penelitian. Bahkan tidak menutup kemungkinan memberi jalan bagi mereka untuk kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri,” pungkas Moh. Hasan.*

Agung Purwanto

Humas Unej