Kisah Eyang Djoego dan Raden Mas Iman Sujono ,Laskar Pangeran Diponegoro Yang Menjadi Pendakwah Di Lereng Gunung Kawi

MenaraMadinah.com,Di Gunung Kawi yang berada di Desa Wonosari,Kecamatan Wonosari ,Kabupaten Malang terdapat maqbaroh Eyang Djoego dan Raden Mas Iman Sujono.
Siapakah keduanya yang makamnya dikunjungi ribuan peziarah dari berbagai pelosok negeri dan terkenal hingga mancanegara?
Eyang Djoego yang punya nama lain Kyai Zakaria II dan Raden Mas Iman Sujono adalah laskar Pangeran Diponegoro yang menyelamatkan dan mengasingkan diri ke wilayah timur setelah Pangeran Diponegoro ditangkap pihak Belanda.Keduanya adalah keturunan bangsawan atau kaum elit keraton .
Eyang Djoego terlahir dari keluarga Kerajaan Surakarta,keturunan Paku Buwono I,sedangkan Raden Mas Iman Sujono merupakan keturunan dari Sri Sultan Hamengku Buwono I ,Yogyakarta.
Hubungan antara keduanya sangat dekat,bagaikan ayah dan anaknya
Semasa hidup,keduanya adalah pejuang dan pendakwah di kaki Gunung Kawi .Memiliki ilmu yang tinggi,wibawa ,dan kharisma yang kuat ,keduanya diterima dengan baik oleh masyarakat yang sebagian besar adalah non-muslim.Mereka berdua dijadikan panutan dan sering dimintai pendapat warga tentang macam-macam persoalan hidup.
Tatkala menjadi mubaligh,Kyai Zakaria II dibantu Raden Mas Iman Sujono menyampaikan syiar Islam dengan penuh kedamaian dan kesejukan.
Eyang Djoego wafat terlebih dahulu dan sesuai amanahnya,jenazah beliau dimakamkan dilereng Gunung Kawi.Sepeninggal Kyai Zakaria II, Raden Mas Iman Sujono tetap melanjutkan dakwah.Ternyata,RM Iman Sujono memiliki kelebihan lain disamping kemampuan berdakwah yaitu bisa mengobati orang sakit atas ijin Allah dengan wasilah do’a.
Kehebatan RM Iman Sujono dalam menyembuhkan orang sakit terdengar hingga Negeri Cina.
Suatu hari,datanglah orang Cina bernama Shampoho yang mendarat di Pelabuhan Perak,Surabaya.
Dia ingin menemui RM Iman Sujono dan berguru pada beliau.
Dalam kurun waktu berbulan -bulan,Shampoho menyerap ilmu dari RM Iman Sujono.Disuatu saat,Shampoho ingin ikut Sholat berjama’ah ,tetapi dilarang dengan sopan oleh RM Iman Sujono sebab Shampoho masih Konghucu,belum bersyahadat.
Sebagai wujud penghormatan RM Iman Sujono pada pemeluk agama lain,dibangunlah Klenteng Kwan Im,tidak jauh dari Masjid Agung Gunung Kawi.
Di lain waktu,Shampoho kembali menghadap secara khusus pada RM Iman Sujono.Kali ini,ia telah mantap lahir dan batin untuk memeluk Islam .Maka saat itu juga RM Iman Sujono membimbingnya untuk bersyahadat.
Meskipun Shampoho telah menjadi seorang muslim,klenteng yang telah dibangun tidak dirobohkan atau dihancurkan dan tetap berdiri dengan kokoh hingga hari ini.Ini menunjukkan RM Iman Sujono seorang alim yang memiliki sikap toleran,sungguh menghargai penganut agama selain Islam.
Setelah menjadi muslim dan memiliki keilmuan yang memadai karena bimbingan dan didikan dari RM Iman Sujono,Shampoho pulang kembali ke negeri asalnya dan menyebarkan Islam di tanah kelahirannya.
Merasa berhutang jasa dengan RM Iman Sujono,Shampoho datang lagi ke Jawa untuk menemui RM Iman Sujono,mengabarkan bahwa ajaran Islam berhasil diterima di kampung halaman Shampoho .Kedatangan keduanya kali ini,Shampoho memberikan tongkat kering dari Pohon Shian Tho.Lalu RM Iman Sujono menanamnya disamping maqbaroh Eyang Djoego/Kyai Zakaria II.
Beberapa waktu kemudian ,RM Iman Sujono wafat dan sesuai pesannya beliau dimakamkan disamping pesarean Eyang Djoego .Kedua makam tokoh penyebar Islam di lereng Gunung Kawi itu sakral.Mengelilingi makam,ada benda-benda antik dan bernilai historis serta filosofis seperti keris,guci,wayang ,payung dan lain-lain.
**Tentang Pohon Shian Tao **
Tongkat yang diberikan Shampoho yang terbuat dari kayu Shian Tao dan ditanam oleh RM Iman Sujono disamping makam Eyang Djoego telah tumbuh menjadi sebuah besar dan masih eksis hingga zaman android ini,tingginya sekitar 5 meter ,daunnya rindang dan dikeramatkan.
Menurut kepercayaan Tionghoa,Shian Tho adalah tanaman para dewa ,maksudnya jenis tanaman ini banyak ditanam oleh para dewa.Sekarang ini,pohon itu dikenal dengan nama Pohon Dewa Ndaru.
Banyak orang dari berbagai tempat bergerombol dibawah pohon tersebut .Mereka menunggu jatuhnya daun kering dan buahnya.Ada orang yang bahkan tinggal beberapa hari disana demi mendapat kejatuhan daun atau buahnya.Terdapat sebuah mitos ,siapa yang kejatuhan daun kering atau buah pohon Shian Tho( Dewa Ndaru),maka orang itu akan mendapat kesuksesan besar dalam karir atau usahanya.
Kontributor:Bro J,16 Mei 2020,berbagai sumber
#LoveHistory#
#Petilasan#
#JejakAuliya#
#Maqbaroh#
#HikmahSejarah#