“Jas Merah”, Wejangan Bung Karno Bagi Kita Semua

Blitar.menaramadinah.com,Sang Proklamator,Presiden Pertama Republik Indonesia ,Ir.Soekarno,terlahir dengan nama Koesno pada 6 Juni 1901 di Lawang Seketeng,Surabaya.

Ayah beliau adalah Raden Soekemi Sosrodiharjo,putra dari Raden Hardjodikromo,seorang ahli kebatinan dari Tulungagung.Ibunya adalah Ida Ayu Nyoman Rai Sarimben ,seorang keturunan Brahmana dari Banjar Balai Agung,Singaraja,Bali.Minggu,12 Januari 2020,Bro J berkesempatan menziarahi makam “Putra Sang Fajar” di Blitar.Disebut “Putra Sang Fajar” sebab Bung Karno memang lahir dikala fajar menyingsing.

Bung Karno berpesan pada kita semua agar jangan melupakan sejarah atau disingkat”Jas Merah”.Sejarah disini tidak hanya mencakup sejarah perjuangan,tetapi juga bagaimana sebuah bangsa berdiri.Sejarah erat kaitannya dengan budaya.Dan budaya merupakan jati diri bangsa.Bila budaya dalam suatu bangsa itu hancur,maka bangsa itu juga akan hancur.

Oleh sebab itu,beliau juga berpesan agar jangan sampai melupakan jati diri bangsa.Wejangan luhur tersebut disampaikan Bung Karno melalui Ki Bondan Kasiman,spiritualis dari Kediri.Ki Bondan Kasiman sengaja tirakat selama lebih dari tiga tahun untuk bisa bertemu dan berdialog dengan Bung Karno, meskipun Sang Penyambung Lidah Rakyat sudah lama wafat,21 Juni 1970.

Bentuk tirakatnya Ki Bondan Kasiman adalah ngrowot,tidak makan nasi dan tidak tidur di waktu malam.Ki Bondan Kasiman menambahkan bahwa Bung Karno adalah sosok sederhana,tutur katanya lembut hingga membuat lawan bicaranya merasa damai dan tingkat kebatinannya tinggi.

Sewaktu bertemu dengannya selama 4 jam,dari pukul 23.00 -03.00 WIB, tahun 2002,Bung Karno mengenakan kaos putih dan celana hitam,layaknya celana seragam pencak silat.
Kontributor:Bro J,menaramadinah.com