Dwi Astutik : Lulusan UNSURI Siap Berkontribusi Membangun Desa.

SURABAYA – MENARA MADINAH.COM
Universitas Sunan Giri Surabaya “UNSURI” mengukuhkan 300 wisudawan wisudawati dilaksanakan di Graha Unesa Wiyung Surabaya.17/11/19. nampak KH. Mas Yusuf Muhajir dan Ketua Yayasan Unsuri Drs. H. Musyafak Rouf, SH, MH., Ketua Dewan Pembina Unsuri. Drs. H. Taufiqurrahman Saleh, SH, M.Si.

Istimewa turut hadir Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’aruf Amin Periode 2019 – 2024., Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd., sekaligus Ketua Pembina Universitas Sunan Giri Surabaya dalam orasi ilmianya bahwa Unsuri itu lahir dari rahim “Nahdlatul Ulama”, unsuri merupakan sebuah perguruan tinggi yang memiliki sanat dan nasab yang jelas. Selamat kepada wisudawan-wisudawati Universitas Sunan Giri, semoga mampu memanfaatkan ilmu yang sudah diperoleh untuk kemaslahatan yang baik, terangnya.

Panggilan Akrab Gus Halim ini menambahkan Pentingnya nanti bagaimana adik adik mahasiswa/wi bisa memberikan ilmu yang manfaat ditengah masyarakat baik yang maslahah maupun dilingkup pemerintah eksekutif/legislatif untuk mensejahterakan masyarakat, katanya.

Gus Halim Menegaskan bahwa Indonesia tanpa desa, desa tidaklah menjadi negara yang kuat saat ini. ingat bahwa perjuangan Jenderal Sudirman itu bergerilya dari desa ke desa dan pertumbuhan ekonomi tidaklah di ukur dari kota, justru suksesan bangsa ini harus dimulai memakmurkan dan memajukan masyarakat desa baru itu disebut ekonomi stabil kalau sudah merata bangsa ini layak menjadi negara superpower.

Saat dikonfirmasi Awak Media Dosen FISIP Unsuri Surabaya., Dr. Dwi Astutik, S.Ag, M.Si. dalam pesan singkatnya Lulusan Unsuri Siap Membangun Desa Tertinggal di Jawa Timur. terpenting lagi harus dilandasi “Khoirunnas Anfa’uhum Linnas” sebaik baik manusia harus memberi manfaat kepada manusia lainnya, kata Dwi terpenting bagaimana memberikan suatu yang positif di masyarakat untuk kemaslahatan bersama dan langka langka strategis untuk kesejahteraan ekonomi keluarga gotong royong sebagai pondasi penyangga dalam segala hal bidang. Tegasnya.

Maqdar Abdulloh Tirtokusumo