Peranan Kolonial Belanda dalam Pembentukan Negara Nasional Indonesia

Oleh : Firman Syah Ali

 

Wilayah yang sekarang kita kenal dengan nama Indonesia, sebelumnya memiliki banyak nama, antara lain To-Indo, Nederlandsch-Indie, Oost-Indie dan Wilwatikta. To-Indo adalah penyebutan kawasan indonesia tempo dulu oleh Dai Nippon, Nederlandsch-Indie adalah penyebutan kawasan indonesia tempo dulu oleh Kerajaan Belanda dan Wilwatikta adalah penyebutan wilayah indonesia tempo dulu oleh Kerajaan Majapahit.

Selain itu dikenal juga terminologi Hindhis-Syarqiyah (India Timur), sebutan para Sultan Turki untuk indonesia tempo dulu. Para Sultan Mughal menyebut Hindia Belakang. Dan banyak lagi sebutan lainnya yang pada intinya Indonesia tempo dulu disebut sebagai bagian dari INDIA. Kita tidak perlu tersinggung, sebab dulu yang disebut sebagai India, meliputi wilayah afghanistan, pakistan, Kashmir, nepal, bhutan, bangladesh, srilanka, indonesia bahkan asia tenggara saat ini.

India Timur awalnya terdiri dari banyak kerajaan kecil yang berperang satu sama lain, namun antara tahun 1350 hingga tahun 1389 India Timur dipersatukan ke dalam satu negara besar bernama Wilwatikta, tokoh pemersatunya adalah Prabu Dyah Sri Rajasanegara atau Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajahmada. Pada era Gajahmada, wilayah Negara Wilwatikta meliputi Wilayah Mandala (Jawa dan Madura), Sunda, Melayu, Tanjungnegara (Kalimantan, Malaysia Timur, Brunai dan Philipina), Hujung Medini (Malaysia dan Singapura), Timur Jawa (Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku dan Papua). Catatan resmi wilayah Wilwatikta di atas diambil dari Serat Kretagama dan dicocokkan dengan situs sejarah.

Setelah Gajah Mada wafat maka satu per satu wilayah wilwatikta melepaskan diri, kembali terpecah menjadi negara-negara kecil yang berperang satu sama lain. Bahkan kehadiran Walisongo pada abad kelimabelas tidak berhasil mempersatukan kembali India Timur, India Timur tetap terpecah dalam banyak negara, antara lain negara Demak Bintoro, Pajang, Mataram, Banten, Cirebon, Ternate, Tidore, Palembang, Siak Sri Indrapura, Pagarruyung, Aceh, Pontianak, Banjarmasin, Gowa, Tallo, Bone, Bacan, Jailolo dan lain-lain.

Pada abad ketujuhbelas datanglah bangsa Belanda ke India Timur, mereka berhasil mempersatukan kembali wilayah India Timur yang dahulu pernah dipersatukan oleh Gajah Mada. Pada tahun 1619 Kompeni Belanda duduki Jayakarta, tahun 1749 mereka duduki Negara Surakarta Hadiningrat yang kemudian sebabkan penerus tahta Surakarta Hadiningrat pecah jadi empat, yaitu Surakarta, Mangkunegaran, Jogyakarta dan Pakualaman. Tahun 1752 mereka duduki Negara Banten termasuk Lampung. Tahun 1756 mereka duduki Nusa Tenggara Timur kemudian lanjut Negara Tidore di Maluku.

Tahun 1800 Kompeni Belanda dibubarkan dan India Timur diambil alih langsung oleh Negara Belanda. Sepanjang abad kesembilan belas, Negara Belanda menaklukkan negara palembang, negara pagarruyung, negara kutai, negara bali, negara siak sri indrapura, seluruh negara kecil di pulau kalimantan, negara lombok dan negara-negara di kawasan suku batak.

Memasuki abad keduapuluh, Negara Belanda berhasil menduduki Papua, jambi, Negara Cirebon, Sulbar, Sulteng, Tapanuli, Aceh, Aceh, Nias dan Ternate.

Pada tahun 1925 Negara Belanda membagi Wilayah Nederlandsch-Indie menjadi beberapa provinsi dan kegubernuran. Jawa dan Madura terbagi menjadi 3 provinsi dan 2 kegubernuran, yaitu provinsi Jawa Barat (dengan kota utama Batavia), Jawa Tengah (kota utama Semarang) dan Jawa Timur (kota utama Surabaya), kegubernuran Yogyakarta dan Kegubernuran Surakarta (keduanya berstatus Swapraja).
Pada tahun 1938, daerah luar Jawa Madura dibagi menjadi 3 kegubernuran: Kegubernuran Sumatra (kota utama Medan), Kegubernuran Borneo (kota utama Banjarmasin) dan Kegubernuran Timur Besar alias Groote Oost (kota utama Makassar).

Semua Provinsi dan Kegubernuran di atas kemudian menjadi dasar terbentuknya To-Indo pada era penjajahan Jepang. Dan semua kawasan To-Indo peninggalan Jepang kemudian menjadi dasar terbentuknya Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana telah dibentuk oleh PPKI.

Jadi Ir Soekarno dan Hatta pada tanggal 18 Agustus 1945 telah membentuk sebuah Negara baru dengan mewarisi wilayah India Timur Raya peninggalan Belanda.

Belanda, suka atau tidak suka harus kita akui sebagai pahlawan pemersatu kembali wilayah wilwatikta atau Majapahit. Gerakan reunifikasi wilayah Majapahit itu mencapai puncaknya pada era kekuasaan Ratu Wilhelmina, di mana Belanda berhasil persatukan lombok, batak, papua, jambi, cirebon, sulbar, sulteng, tapanuli, aceh, nias dan ternate ke dalam pangkuan Nederlandsch-Indie.

Walisongo dan sultan-sultan mataram terbukti tidak berhasil mempersatukan kembali bekas wilayah majapahit, namun Belanda berhasil melakukannya dan kini kita berhasil menikmati persatuan wilayah itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Belanda, kau penjajah sekaligus pemersatu.

*) Penulis adalah Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim.