Dibalik Voting Komisi 3 DPR RI

 

Oleh : Singgih Sutoyo.

Bangun tidur tadi malam puku 1.00 saya kaget saat melihat pas ada voting komisi 3 DPR RI memilih 5 pimpinan KPK. Yang bikin kaget saya antara lain;
1. Cara memilih melalui voting menghasikan 5 nama pimpinan KPK. Dari hasil penghitungan ini voting atau kesepakataan? Hasilnya tertumpuk di 5 nama ini dari semua anggota komisi yang jumlahny 56. Bahkan Firli Bahuri mendapat 56 suara. Berarti semuanya memilih Firli. Koq bisa ya. Padahal Firli belakangan salah satu calon yang dianggap menimbulkan kontroversi karena dituduh melangga kode etik berat saat menjabat direktur penindakan KPK.
2. Ada 2 nama dari 10 nama Capim yang mendapat suara kosong yaitu I Nyoman Wara dan Yohanis Tanak. Bagaimana 56 anggota komisi 3 tidak ada satupun suara yang jatuh memilih 2 orang Capim ini. Padahal 10 Capim ini calon terbaik yang disaring dari ratusan nama-nama hebat. Berarti 2 nama yang tidak dapat suara ini secara tidak langsung sengaja dipermalukan oleh 65 anggota komisi 3. Cara main komisi 3 DPR RI koq sangat kasar dan gampang ditebak indikasi-indikasi yang muncul.
3. Voting kedua untuk memilih ketua KPK jatuh pada Firli. Hanya dibutuhkan waktu dua menit sudah terjadi deal semua anggota komisi 3 berjumlah 56 menjatuhkan pilihan ke Firli. Mungkinkan dalam waktu dua menit 56 anggota komisi 3 bisa sepakat semuanya memilih Firli? Memutuskan hal yang sangat penting soal ketua KPK Cuma butuh waktu dua menit padaha para anggota dewan komisi 3 ini jago debat dan jago ngeyel. Kalau wajar akan dibutuhkan waktu berjam-jam. Berarti sudah ada deal sebelumnya dong?Kekagetan saya langsung penuh curiga semua anggota komisi 3 ini semuanya sudah deal sebelum melakukan voting. Apalagi ada rumor memang sebelum voting komisi 3 sudah ada operasi senyap ada pihak dan kekuatan yang mengatur bagaimana hasil voting komisi 3.
4. Yang mampu mengatur 56 anggota komisi 3 hingga kompak dan sepakat adalah apakah kekuatan uang? Ini logika yang paling mungkin. Sebab kekuatan ideologi mana mungkin para angota komisi 3 berasal dari semua fraksi yang berbeda ideologi dan kepentingan?. Kalau kekuatan figur tidak mungkin 65 angota komisi mampu menyatukan pilihah kekuatan figur, apalagi figur kontroversi yang justru mendapat suara tertinggi dan menjadi ketua KPK. Ini berarti pula kekuatabn uang yang mampu mengatur adalah terkait dengan figur Firli, paling tidak Firli sangat dan paling berkepentingan dan paling diuntungkan. Apakah Firli bergerak sendiri? Atau ada kekuatan lain yang menggerakkan untuk membantu Firli? Sosok Firli seorng Irjen Pol dengan jabatan Kapolda Sumsel, sebelumnya direktur penindakan KPK, sangat mungkin memiliki jaringan luas dan kuat. Perlu uang yang tidak sedikit. Bukan hanya untuk anggota komisi, tapi juga pimpinan fraksi dan pimpinan yang lain kalau memang kekuatan uang yang mengaturnya.
5. Sudah ada beberapa kasus bahwa keputusan menjatuhkan pilihan pejabat tinggi negara sudah pernah terjadi. Kasus pemilihan gubernur BI Burhanudin Abdullah dan Miranda Gultom juga terbukti ada uang puluhan miliar yng mengalir untuk memilih mereka buat anggota komisi di DPR RI.
Kasus-kasus yang lain juga banyak terjadi di DPR Ri, mulai dari dugaan penggunaan uang untuk meloloskan pasal-pasal krusial dalam RUU. Memang tidak mudah untuk mengungkap dan membuktikannya.